Scandal In Apartemet
Annyeonghaseyo…readers…author balik lagi ni bawa
FF Yoonhae setelah sekian lama menghilang tanpa jejak. Author masih setia lho
sama Yoonhae couple apa pun yang terjadi. Kali ini FF Yoonhae author berjudul
Scandal in Apartement. Mian ya kalau kurang bagus. Soalnya author bingung mau
buat alurnya seperti apa. Mian author banyak basa basi. Jangan lupa commentnya
ya…?! Koment kalian itu menjadi penyemangat buat author. Wajib!!!
Happy Read……….
Author PoV
“OMO…!!!”
seorang namja yang berperan sebagai ibu di super junior kaget ketika melihat
bayi perempuan tengah bermain di tempat tidurnya. “Waeyo?” tanya sang leader.
“Aegi.” jawab Ryeowook. Namja yang tidak bisa hidup tanpa bedak itu pun
menggendong bayi polos tanpa dosa itu.
“Mwo?!
Aegi?!” sontak Leeteuk menatap Donghae sang pemilik apartement. Donghae hanya
tertegun karena sudah tidak bisa lagi mengelak.
Semua
member suju pun berhamburan menuju kamar Donghae. Mata Kyunhyun membulat karena
kaget melihat suasana kamar Donghae yang dipenuhi mainan. “Donghae-ah…apa
maksudnya ini?” tanya Leeteuk menatap intens pada Donghae. “I…igo…Y…Yoona…”
belum sempat Donghae menyelesaikan kalimatnya langsung di potong oleh Kyunhyun.
“Mwo?!
Yoona?! Ckckck…aku tidak menyangka kalian menjalin hubungan di belakang
Seunggi.” ujar Kyunhyun sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. “Donghae-ah,
aku tidak percaya kalian sejauh ini.” ucap Sungmin dengan ekspresi tak percaya.
“Bagaimana mungkin kalian bisa melakukan ini?!” kata Leeteuk dengan nada kesal.
“Aku
pulang.” tutur Yoona sembari membuka sepatunya. “Oppa, apa kita kedatangan
tamu?” tanya Yoona ketika melihat banyak sepatu di luar. Sontak semua member
menatap ke arah pintu utama. “Kalian bahkan tinggal bersama. Benar-benar
keterlaluan.” ucap Kyunhyun disertai senyum evilnya. Yoona segera menghentikan langkah kakinya
ketika melihat semua member suju berada di kamar Donghae.
“O…o…oppa, apa yang kalian lakukan disini?”
tanya Yoona gugup sambil menatap member suju satu persatu. Ia tersentak melihat
bayinya berada di tangan Ryeowook.
Letteuk
dan member suju yang lainnya pun mulai mengintrogasi Yoona dan Donghae. “Yoong,
apa dia bayimu?” tanya Leeteuk yang direspon dengan sebuah anggukan lemah.
Leeteuk langsung terduduk lemas di sofa.
“Kapan
kalian melakukannya? Bukankah jadwal kalian berdua sangat padat.” tutur
Eunhyuk. “Perutmu bahkan tidak pernah kelihatan buncit. Tapi ternyata kau sudah
melahirkan.” Kyunhyun tersenyum kecut.
“Ini
tidak seperti yang kalian pikirkan.” bantah Yoona. “Apalagi yang ingin kau
jelaskan. Donghae-ah, aku kecewa padamu! Kau berani berhubungan dengan Yoona
padahal kau tahu dia sudah memiliki kekasih.” ujar Heecul kecewa.
“Hyeong,
bukan seperti itu kejadiannya.” sangkal Donghae.
“Lalu bagaimana? Kalian bahkan satu rumah. Semuanya sudah jelas.” tutur Heecul.
“Lalu bagaimana? Kalian bahkan satu rumah. Semuanya sudah jelas.” tutur Heecul.
“Kau
tahu apa yang kau lakukan? Kau akan menghancurkan semuanya, Donghae-ah!” ucap
Kangin dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
“Oppa,
bukan seperti itu kejadiannya. Donghae oppa tidak bersalah. Aku yang salah.”
bela Yoona.
“Ya,
kalian berdua telah melakukan kesalahan. Menghabiskan malam bersama tanpa
berpikir panjang.” ucap Kangin.
“Bukan
seperti itu, oppa. Dengarkan dulu penjelasan kami” ujar Yoona. “Tidak ada lagi
yang perlu di jelaskan” jawab Kangin.
“Oppa…”
panggil Yoona ketika melihat satu persatu member suju meninggalkan apartement
Donghae. “Hyeong…” panggil Donghae sembari mengejar member suju yang mulai
keluar dari pintu apartementnya.
“Hyeong,
dengarkan penjelasanku dulu.” pinta Donghae namun Leeteuk menepis tangan
Donghae yang berusaha meraih lengannya. Berkali-kali Donghae mencoba mencegat
Leeteuk namun hasilnya nihil. Namja ikan itu pun akhirnya menyerah dan kembali
ke apartementnya.
Donghae
merasa sangat frustasi. Ia langsung menyambar sebotol minuman dari dalam
kulkas. Ekspresi wajahnya terlihat sangat kesal.
“Oppa…”
ucap Yoona lirih, perasaan takut tengah menghampirinya ketika melihat ekspresi
wajah Donghae. “Mianhae, oppa” ucap Yoona sekali lagi.
“Bisakah
kau tinggalkan aku?” Donghae pun berjalan ke kamarnya. Yoona hanya terdiam
memandangi kepergiannnya.
******
@Suju Dorm
Suasana
di dorm malam ini terlihat sunyi, seperti tidak ada aktifitas. Wajar saja karna
semuanya sibuk di kamar mereka masing-masing. “Hyeong, apa kau tidak lapar?”
tanya Ryeowook ketika memasuki kamar Leeteuk.
“Ani.”
jawab Leeteuk singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari layar datar
ponselnya. “Ada apa dengan kalian semua?! Apa kalian tidak memikirkanku yang
kelaparan?!” Ryeowook segera keluar dari kamar Leeteuk. Namja yang playboy itu pun
memandangi kepergian dongsaengnya.
“Ryeowook-ah!”
panggil Leeteuk sembari menyusul Ryeowook.
“Tok…Tok…Tok…”
terdengar bunyi ketukan pintu yang berhasil membuat keduanya menatap ke arah
pintu. Beberapa member suju yang lainnya pun keluar dari kamar mereka.
“Nuguya?”
tanya Kangin pada Leeteuk yang dijawab dengan sebuah gelengan. “Mungkinkah itu
Donghae?” tanya Heecul.
“Ani.Ani.
Tempo ketukannya berbeda.” tutur Eunhyuk. “Aigo, kau bahkan tau persis seperti
apa tempo ketukan kekasihmu itu.” ujar Kyunhyun asal.
Leeteuk
pun membuka pintunya. “O…Yoona-ssi.” ujar Leeteuk setengah kaget.
“Ada
apa kau kemari?” tanya Kyunhyun dingin. “Oppa, kalian harus mendengar
penjelasanku.” pinta Yoona dengan nafas tersengal-sengal. Namun Leeteuk dengan
malasnya meninggalkan pintu dan duduk di sofa. Yeoja rusa itu pun segera
mengejarnya diikuti member suju yang lainnya.
“Bukankah
semuanya sudah jelas. Apa lagi yang ingin kau jelaskan?” tanya Kyunhyun sembari
menatap ke berbagai arah. “Apa diantara kalian masih ada yang percaya padaku?”
tanya Yoona yang berhasil membuat member suju saling bertatapan.
“Aku
mohon dengarkan penjelasanku.” desak Yoona karena sejak tadi semua member suju
kecuali Ryeowook membuang muka.
Yoona
pun mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya walaupun oppadeulnya tampak
mengabaikannya.
Flashback
“BRUK” seorang yeoja setengah paruh baya
terpental ditabrak oleh sebuah sedan merah. Karena melihat jalan raya sepi,
pengendara tersebut segera melajukan kendaraannya berusaha melarikan diri.
Sementara bmw yang berada tak jauh di belakangnya berhenti begitu saja ketika
melihat sosok tubuh terbujur kaku tepat di depannya.
Dengan
segera pengendara bwm kuning itu keluar dari mobilnya dan menghampiri yeoja
itu. Dalam sekejap tempat itu dikerumuni banyak orang.
“Kya!!
Kau harus bertanggung jawab.” ujar salah seorang dari kerumunan tersebut. “Ne?!”
yeoja yang mulai panik itu terdiam tanpa tahu harus melakukan apa.
“Apa
yang kau lakukan?! Cepat bukakan pintu mobilnya” ujar namja paruh baya itu.
“Ne” yeoja yang mengenakan topi dan masker hitam itu pun segera membukakan
pintu.
@Rumah Sakit
Setelah
menunggu selama 3 jam, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi. “Bagaimana,
dok?” tanya namja paruh baya yang menjadi perwakilan dari kerumunan dijalan
raya tadi. Dokter menggeleng pelan. “Dia tidak dapat diselamatkan.” ujar dokter
sembari membuka sarung tangannya.
“Dok,
anak ini sudah diperiksa. Dia tidak mengalami luka berat dan sudah diobati.”
ujar seorang suster sembari menggendong seorang anak perempuan berumur 10 bulan.
“Mengenai anak ini…” belum sempat dokter menyelesaikan kalimatnya segera
dipotong oleh namja paruh baya itu. “Dia. Dia. Yeoja ini yang akan merawatnya.”
sembari menunjuk yeoja yang sedang gelisah itu.
“Baiklah.”
jawab Dokter. Yeoja yang masih tak percaya dengan perkataan yang dilontarkan
namja paruh baya itu pun mengendong bayi yang polos itu atas perintahnya.
“Kau
harus menjaganya dengan baik. Arra.” ujar namja paruh baya itu sebelum ia
benar-benar pergi meninggalkan yeoja yang kebingungan itu.
Dengan
berat hati yeoja itu melangkahkan kakinya. Berkali-kali ia mengembuskan nafas
panjang menatap yeoja kecil yang tengah memperhatikannya itu. “Apa kau tahu
siapa aku?” tanya yeoja itu. Bayi itu hanya tersenyum membuat hati yeoja itu
luluh tak bergeming.
*****
Seorang
namja terjebak di bangunan bertingkat yang dipenuhi dengan aroma obat-obatan.
Dengan tali infus yang ditanamkan di lengan kanannya membuat ia tidak bisa
bergerak dengan bebas kesana kemari. “Clek” terdengar seseorang membuka pintu
kamarnya.
“O…Yoona-ssi.
Kau tidak ada jadwal hari ini?” tanya namja itu. Yeoja yang sering disapa
dengan sebutan Yoona itu pun masuk.
“Bagaimana
kabarmu, Donghae oppa?” tanya Yoona dengan nada malas, namja yang duduk di atas
kasur putih milik rumah sakit itu pun mengangkat tangannya menunjukkan infus di
tangannya. “Ini menyiksaku.” ujar Donghae. “Aegi yang bersamamu itu siapa dia?”
tanya Donghae. Yoona pun menjelaskan kejadian yang baru saja dialaminya.
“Mwo?!!
Jadi kau akan merawat bayi ini?” tanya Donghae. Yoona menggeleng pelan yang
menandakan bahwa dia sedang bingung sembari membaringkan yeoja kecil itu di
kasur samping Donghae. Hembusan nafas panjang selalu ia keluarkan dari mulutnya
sambil mendudukkan tubuhnya di kursi yang tepat berada di samping kasur
Donghae.
“Apa
kau sudah memberitahu yang lainnya?” tanya Donghae sembari menatap bayi polos
tanpa dosa itu. “Hanya kau yang baru
kuberitahu. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada yang lainnya” jawab
Yoona dengan nada setengah lirih. Yeoja kecil itu menggenggam jari telunjuk
Yoona.
“Sepertinya dia menyukaimu” ujar Donghae.
“Jika aku harus merawatnya, aku tidak tahu dia akan tinggal dimana. Tidak
mungkin dia harus mengikutiku ke dorm.” ujar Yoona sambil menatap anak kecil
yang ada di hadapannya itu.
“Bagaimana
dengan Seunggi? Apa kau akan memberitahunya? Aku berharap dia bisa membantumu.”
ujar Donghae. “Aku tidak ingin jika dia harus diserahkan ke panti” tutur Yoona.
“Lalu bagaimana? Apa aku harus memberi tahu Leeteuk hyeong? Mungkin dia bisa
membantu.” ujar Donghae. Yoona terdiam sembari menatap malaikat kecil itu
dengan lekat.
“Oppa…”
ujar Yoona dengan mata berbinar-binar. “Apa yang sedang kau pikirkan? Ekspresi
wajahmu menakutkan, Yoong.” ujar Donghae curiga. “Oppa…” ujar Yoona sekali
lagi. “Wae? Kau membuatku takut.” ujar Donghae dengan ekspresi setengak takut.
“Bukankah
apartementmu kosong?” tanya Yoona. “Ia memang kosong….” ujar Donghae asal,
“Mwo?!!! Apa kau akan menggunakan apartementku untuknya?!” tanya Donghae yang
mulai mengerti ekspresi Yoona. Yoona mengangguk pelan disertai senyuman khasnya.
“Shiero!!
Itu tidak mungkin.” tolak Donghe. “Oppa…????” ujar Yoona manja memasang puppy
eyes ciri khasnya. “O…ayolah Yoong. Baru saja aku merasa kau sepeti wanita
seutuhnya tapi sekarang kembali seperti semula.” ujar Donghae.
“Oppa,
apa kau tega melihat yeoja kecil ini tidak punya tempat tinggal?” ujar Yoona
memasang wajah memelas. “Kenapa kau selalu saja menyusahkanku. Seharusnya kau
tidak kemari tadi.” ujar Donghae memasang ekspresi setengah kesal.
“Kya!!
Apa kau tidak mengharapkan kehadiranku?! Aku juga tidak akan sudi datang kemari
kalau saja aku tidak mengantar ibu anak ini ke rumah sakit yang sama!” tutur
Yoona.
“Akh…kau
kembali lagi.” keluh Donghae. “Kau pikir aku akan menjadi wanita seutuhnya di
depanmu. Itu sangat tidak mungkin. Tidak mungkin. Cepat! Kemarikan kunci
apartementmu!” Yoona mengulurkan tangannya. “Aish…!!” Donghae berdecak kesal
sembari menyerahkan kunci apartementnya.
Flashback End
Semua
member suju terdiam mendengar penjelasan dari Yoona. “Dia pasti tidak akan bisa
menolaknya.” ujar Eunhyuk. Sontak Yoona menatapnya berusaha meminta penjelasan
atas kata-katanya barusan. “Ani. Maksudku kalau sudah seperti itu kejadiannya,
aku pasti juga tidak bisa menolaknya.” ucap Eunhyuk.
“Oppa,
sekarang aku harus bagaimana?” tanya Yoona.
“Bagaimana
apanya?” tanya Shindong. “Mengenai anak itu. Apa aku harus tetap menjaganya?”
tanya Yoona. “Sebaiknya kau titipkan ia ke panti” jawab Leeteuk. “Shiero! Aku
tidak bisa.” bantah Yoona.
“Wae?!
Kehadirannya hanya akan menimbulkan masalah nantinya.” jawab Heecul. “Ne. Chul
benar. Dia hanya akan menyebabkan masalah.” ucap Leeteuk mulai angkat suara.
“Aku
tidak tega, oppa. Dia sangat membutuhkan kehangatan dari seorang eomma. Dia
butuh eomma, oppa.” jelas Yoona. “Tidak mungkin jika kau yang harus
membesarkannya. Bagaimana jika Soo Man ahjussi sampai mengetahui hal ini. Kau
akan dibunuhnya.” ujar Leeteuk.
“Kurasa
publik lebih kejam dari Soo Man ahjussi” ucap Kyunhyun asal. “Tapi oppa aku
tidak tega. Anak kecil sepolos itu harus ditinggalkan tanpa kehangatan seorang
eomma. Aku tidak sampai hati, oppa.” jawab Yoona.
“Kau
tetap bisa mengunjunginya di panti.” ujar Leeteuk.
“Aku
tidak yakin, oppa” jawab Yoona lirih.
“Dia
akan tinggal dimana jika kau harus merawatnya. Tidak mungkin dia ikut denganmu
tinggal di dorm kalian. Lagi pula kau punya kekasih dan kalian pasti akan berkencan
setiap minggunya.” tutur Leeteuk.
“Donghae
oppa…” jawab Yoona.
“Ani.
Ani. Jangan dia. Kau hanya akan menyusahkannya.” bantah Eunhyuk. “Tapi dia
tidak pernah mengatakannya.” ucap Yoona. “Dia tidak akan berani mengatakan hal
itu di depanmu karena…” Eunhyuk memotong kata-katanya ketika semua tatapan
member suju tertuju padanya.
“Karena
apa?” tanya Yoona yang menunggu Eunhyuk menyelesaikan kata-katanya. “Karena dia
bukan tipe namja yang suka mengeluh” jawab Eunhyuk. “Bagaimana dengan kalian?
Kurasa tidak ada alasan untuk menolak.” ujar Yoona.
“Ani/Ani/Tidak
bisa.” ujar Kyunhyun, Shindong dan Kangin secara bersamaan disertai bahasa
tubuh mereka yang membentuk tanda silang.
“Waeyo?
Bukankah kalian pernah bilang kalau kalian merasa kesepian di dorm.” kata
Yoona. “Itu beda, Yoong. Mereka kesepian bukan karena tidak ada teman bermain
tapi karna mereka belum ada pendamping.” sahut Sungmin yang baru saja tiba di
dorm.
“Hyeong,
kau tidur di sini malam ini?” tanya Ryeowook. “Ne. Aku merindukan kalian. Aku
sudah bicara pada Sa Eun” jawab Sungmin.
“Kalau
begitu biarkan saja dia tinggal di apartement Donghae oppa. Kurasa aku harus
segera pergi.” ucap Yoona mengakhiri kata-katanya. “Yoong, Yoong…!” panggil
Eunhyuk namun diabaikan Yoona.
*****
Dua Minggu
Kemudian
@Donghae’s
Apartement
“Oppa…”
panggil Yoona, “Ehm…?” tanya Donghae dingin yang sedang manatap layar kaca di
ruang tengah sembari mengunyah cemilan. “Nahee pasti bosan selama ini hanya
bermain di apartement.” jawab Yoona. “Lalu?” tanya Donghae tanpa mengalihkan
pandangannya dari layar kaca yang ada di depannya itu.
“Bagaimana
kalau kita besok pergi ke kebun binatang?” tanya Yoona. “Mwo?! Apa kau gila?!! Bagaimana
kalau semua orang mengenali kita?” tanya Donghae. “Lakukan seperti biasa.
Penyamaran.” jawab Yoona seadanya. “Kau pikir tidak akan ada orang yang
mengenali kita? Aku tidak mau ambil resiko!” tolak Donghae dengan tegas.
“Oppa,
itu demi anakmu juga.” ujar Yoona memaksa. “Shiero!!” lagi-lagi mendapat
penolakan dari Donghae. “Aku menyesal menjadi appa untuk Nahee kalau seperti
ini.” gerutu Donghae lirih sambil mengalihkan pandangannya ke layar kaca yang
ada di depannya.
“Mwo?!
Kya…!! Aku tidak memaksamu menjadi appa untuk Nahee.” sahut Yoona sembari
memukuli Donghae dengan bantal yang ada di sofa.
“Akh…!!Akh…!!
Akh…!! Sakit…, Yoong.” protes Donghae. “Aku tidak mau tau, kau harus menemani
kami belanja!” ujar Yoona yang kemudian meninggalkan Donghae. “Aish…! Yeoja
ini.” kesal Donghae
Setelah
siap mengemasi Nahee, Yoona pun menyerahkannya pada Donghae. “Nahee-ya,
tunggulah bersama appa o…? Eomma bersiap-siap dulu.” ujar Yoona. “Tunggu aku di luar, chagiya?” ujar Yoona
tersenyum manis sembari membelai rambut Donghae layaknya seekor anjing yang
akan patuh jika di belai oleh tuannya.
Namun Donghae memasang wajah cemberut.
Tidak
lama kemudian Yoona pun keluar dari kamarnya. “Khajja” ujar Yoona. “Aku merasa
kali ini kau benar-benar kelewatan memerintahku” ujar Donghae lirih. Yoona pun
menoleh ke belakang. “Mwo?” tanya Yoona.
“Ani.
Ani” jawab Donghae sembari tersenyum hambar. Dilengkapi dengan masker dan topi
tentunya, keduanya masuk ke mobil milik Donghae. “Aku harap kau bisa menyetir
dengan baik. Aku takut kau akan gugup karena aku di sampingmu.” ujar Yoona
sembari mengenakan sabuk pengamannya.
“Itu
tidak akan terjadi” ujar Donghae.
“Semoga
saja. Ayo jalan.” perintah Yoona.
“Aigo…aku
merasa kau memperlakukanku seperti lebih dari pembantu kali ini” gerutu
Donghae. Yoona tersenyum manis sehingga kedua matanya mengecil menghadap
Donghae.
“Kau
adalah anjingku. Jadi aku akan memperlakukanmu dengan baik.” ucap Yoona.
“Aku
bisa gila.” Donghae berdecak kecil sembari membuang muka. “Nahee-ya, lihatlah
wajah appamu. Dia terlihat sangat lucu kalau sedang kesal.” ejek Yoona.
“Seharusnya
Seunggi yang melakukan ini. Bukannya aku.” kesal Donghae yang berhasil
mendapatkan sebuah jitakan dari Yoona. “Kya!! Aku sedang menyetir.” teriak
Donghae. “Kalau begitu jangan membuatku kesal.” jawab Yoona.
Setelah
menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Akhirnya mereka pun sampai di sebuah
tempat perbelanjaan. Setelah keluar dari toko tersebut, Yoona menyisiri toko-toko
yang lain. Donghae terus saja mengawasi mereka dari belakang dengan jarak yang
cukup jauh. Awalnya Donghae merasa risih karena mengikuti Yoona yang kesana
kemari.
Tapi
setelah merasa ada orang lain yang mengikuti Yoona, ia pun mulai memperhatikan
Yoona sambil sesekali mengawasi dua orang namja yang mengenakan jaket kulit
berwarna hitam dilengkapi topi dan celana yang senada.
Ketika
Yoona menghentikan langkah kakinya, dua namja tersebut juga berhenti dan
mengalihkan pandangan mereka ke sisi jalan agar tidak mengundang kecurigaan.
Yoona sama sekali tidak merasa kalau dia sedang diikuti. Dengan senyumnya yang
khas ia terus saja memandangi beberapa toko.
Sepertinya
kedua namja itu tertarik dengan Yoona. Entah apa karena Yoona cantik atau ada
hal lain yang mereka incar. Donghae terus saja berpura-pura sebagai pengguna
jalan yang sama sekali tidak menyadari keberadaan Yoona.
Setelah
cukup lama menguntit, akhirnya Donghae menyadari kalau kedua namja membawa
sebuah kamera. “Mwo?! Wartawan?!” ujar Donghae tak percaya. Namja-namja itu pun
mengambil gambar Yoona secara diam-diam.
Dengan
segera Donghae berlari melewati namja-namja itu dan menyambar lengan Yoona.
“Oppa, waeyo?!” tanya Yoona polos. Donghae segera menggendong Nahee dan menarik
pergelangan tangan Yoona.
“Oppa,
ada apa?!” tanya Yoona yang masih keheranan. “Jangan banyak bicara. Ikuti saja
perintahku.” ujar Donghae dengan nafas yang tak beraturan. Mendengar itu, Yoona
pun berlari mengikuti Donghae dengan kedua tangan mereka yang menyatu.
Melihat
itu, namja-namja berbaju hitam itu pun mengejar mereka. Donghae dan Yoona
berlari membelah pasar memasuki jalan-jalan kecil berusaha mengilangkan jejak.
“Oppa, aku lelah” ujar Yoona dengan nafas tersengal-sengal.
Donghae
terus saja menarik Yoona. Pada akhirnya mereka terjebak di jalan buntu. Karena
merasa tidak ada waktu untuk kembali, Donghae pun berinisiatif untuk sembunyi.
Beberapa
menit kemudian, “Kemana mereka?” tanya salah satu dari namja-namja itu.
“Mungkin mereka ke arah lain” jawab namja satunya yang terus saja membawa
kamera.
“Apa
kau tahu siapa namja yang menarik Im Yoona tadi?”
“Apa
mungkin itu Lee Seunggi?”
“Ani.
Kurasa bukan. Bentuk tubuhnya berbeda.”
“Donghae.
Lee Donghae. Aku rasa itu adalah dia. Aku sempat melihat wajahnya dari
samping.”
“Benarkah
itu? Tapi aku tidak yakin.”
“Sudahlah.
Setidaknya kita sudah mendapatkannya.” ujar namja itu sembari mengangkat kamera
miliknya.
Setelah
merasa aman, Donghae dan Yoona pun bertatapan. Jarak hidung mereka hanya 3 cm.
Tangan kanan Donghae memeluk Nahee sementara satunya memeluk Yoona. Menyadari
hal itu keduanya langsung saling mendorong.
“Mian”
ujar Donghae. Yoona yang salah tingkah langsung menggendong Nahee berusaha
menutupi ekspresinya. “Sebaiknya kita kembali sekarang.” ujar Donghae.
*****
Keesokkan
Harinya
@Suju Dorm
Waktu
mulai siang namun Kangin, Kyunhyun atau pun Eunhyuk belum juga beranjak
meninggalkan layar kaca yang berada tepat di hadapan mereka. “Apa yang kalian
lakukan? Apa kalian tidak ingin latihan?” tanya Leeteuk.
“Ini
hari minggu hyeong. Bisakah kita libur untuk hari ini saja. Satu hari ini saja.”
ujar Ryeowook yang baru saja keluar dari kamarnya.
“Sebentar
lagi kita akan performance lagi. Kita tidak punya banya waktu untuk
bermalas-malasan.” jawab Leeteuk.
“Hyeong…aku
lelah” ujar Kangin dengan nada malas. “Apa seperti ini sikap kalian ketika aku
mengikuti wajib militer o…? Cepat bersiap-siap. Aku akan menunggu kalian.” ujar
Leeteuk dan mengambil remote tv lalu memindahkan chanelnya. “Hyeong…..?!”
protes Kyunhyun.
‘Annyeong
semuanya. Hari ini kami akan menyuguhkan berita yang sangat mengejutkan yang
berasal dari sebuah agensi terbesar di Korea. Kemarin siang, yeoja yang sering
disapa dengan sebutan Yoona bersama seorang bayi tengah menjelajahi beberapa
toko. Dalam foto-foto tersebut memperlihatkan Yoona tengah menggendong bayi
perempuan.
Yang
menjadi pertanyaan, siapa bayi perempuan yang bersamanya itu? Dan siapa namja
yang mencoba membantunya menghindar? Apakah namja itu Lee Seunggi? Kekasih dari
Yoona snsd. Diduga kuat namja itu adalah Lee Donghae, namja yang merupakan satu
agensi dengannya. Sampai sekarang kami belum mendapat jawaban yang pasti dari
direktur yang menaungi mereka.’
“Ige
mwoya?!” tanya Ryeowook, Kyunhyun dan Eunhyuk segera membetulkan posisi duduk
mereka. “Ada apa?” tanya Heecul yang baru saja keluar dari kamarnya.
“Itu…bukankah
Yoona?” tanya Heecul sembari menunjuk ke arah tv. “Apa yang mereka lakukan di
sana?” tanya Eunhyuk. “Apa dia gila? Berani sekali dia mengajak anak itu
keluar.” decak Kyunhyun.
Leeteuk
langsung menyambar ponselnya dan mencoba menghubungi Yoona. Namun sayang,
ponsel Yoona tidak aktif. Beralih nomor, Leeteuk menghubungi Donghae. Hasilnya
juga sama.
.
.
“BRAK!!!!” Soo Man menghempaskan tangannya ke
meja. Sontak Yoona dan Donghae terlonjak kaget. “Apa kalian tahu masalah yang
sudah kalian buat?!!!” Soo Man menatap tajam ke arah Yoona dan Donghae.
Kedua
artis papan atas itu hanya tertunduk. “Baru saja masalah Jessica yang membuat
kita terjatuh, sekarang kalian membuat ulah lagi!” Soo Man langsung membuang
muka ke luar melalui jendela kaca ruangannya.
“M…mianhae,
ahjussi.” Donghae memberanikan diri untuk buka mulut.
“Katakan
siapa bayi itu? Siapa bayi yang bersamamu, Im Yoona!” bentak Soo Man. Yoona
semakin tidak berani mengangkat wajahnya.
“Donghae,
apa kau bisa menjelaskan semua ini?!” Soo Man membanting foto yang di dalamnya
terdapat Donghae tengah memegang pergelangan tangan Yoona tepat di meja depan
Donghae.
“Kenapa
kau ada di sana?!!!” bentak Soo Man. Dengan nada takut Donghae menceritakan
kejadiannya dari awal bagaimana Yoona bisa menemukan bayi perempuan itu.
Setelah
mendengar penjelasan Donghae, Soo Man pun terdiam sejenak. “Kenapa kalian
menyembunyikannya?” tanya Soo Man dengan nada yang mulai turun. Lagi-lagi
keduanya hanya terdiam.
“Kita
akan segera mengadakan jumpa pers untuk meredam masalah ini” uja Soo Man. Yoona
dan Donghae pun berjalan keluar.
*****
@ Suju Dorm
“Apa
yang ahjussi katakan?” tanya Leeteuk manatap Donghae dekat lekat. Donghae
seperti diintrogasi. “Ahjussi akan segera mengadakan jumpa pers dan menjelaskan
semuanya.” jawab Donghae. “Bayi itu? Apa yang akan kalian lakukan?” tanya
Kangin.
“Kemungkinan
dia harus dikirim ke panti asuhan” jawab Donghae. Mendengar itu, dada Leeteuk
yang tadinya terasa sesak kini mulai bisa bernafas lega. “Bagaimana bisa kalian
melakukan hal senekat itu?” ujar Heecul.
“Awalnya
Yoona ingin mengajak Nahee keluar karena dia pasti merasa bosan selama ini
hanya menghabiskan waktu di dalam apartement.” jelas Donghae. “Seharusnya
kalian kompromikan dulu pada kami sebelum melakukan sesuatu. Kejadiannya pasti tidak
akan seperti ini” ujar Kangin.
“Sudahlah,
semuanya sudah terjadi” ujar Leeteuk.
“Apa
kau melakukannya karena Yoona?” tanya Shindong lirih tepat di telinga Donghae.
Sontak Donghae menatap Shindong.
“Apa
maksudmu, hyeong?” tanya Donghae. “Kau tidak akan mungkin senekat ini jika
bukan karena perasaanmu.” Shindong kemudian pergi meniggalkannya.
.
.
“Mian,
oppa” ujar Yoona memecah keheningan. Sejak tadi suasana di dalam mobil Seunggi
sangat canggung. “Ani. Aku tidak apa-apa. Aku tau kau memiliki alasan” ujar
Seunggi. “Kau tidak marah?” tanya Yoona. “Ani. Aku sudah mendengar semuanya
dari Donghae” jawab Seunggi.
“Jeongmalyo?
Kapan kalian bertemu?” tanya Yoona antusias. “Dia memberitahuku sebelum berita
itu dipublikasikan” jelas Seunggi. “Wah…seharusnya aku tidak perlu khawatir
tentang hal ini” ujar Yoona. “Bagaimana dengan bayi itu?” tanya Seunggi.
“Sebenarnya aku tidak sampai hati. Tapi ahjussi memaksa untuk menitipkan Nahee
ke panti asuhan” ujar Yoona memelas.
“Itu
demi kebaikan kalian. Lagi pula kau juga sibuk dengan jadwalmu yang padat.
Tidak mungkin kau akan selalu merepotkan Donghae sementara dia juga punya
jadwal yang padat.” ujar Seunggi.
“Oppa,
kau sangat pengertian. Inilah alasan mengapa aku sangat menyukaimu. Kau orang
yang paling mengerti diriku.” tutur Yoona disertai senyuman khasnya. “Kau ingin
makan apa?” tanya Seunggi. “Ehm…Kimchi. Aku sudah membayangkan rasanya. Pasti
sangat lezat” ujar Yoona dengan tatapan menerawang. “Baiklah. Aku akan memenuhi
keinginanmu tuan putri.” ucap Seunggi disertai senyuman khasnya.
“OMO…Oppa,
kau baik sekali” ujar Yoona manja sembari menggandeng lengan Yoona.
******
Seminggu
Kemudian
Ini adalah hari dimana Nahee akan
dititipan ke panti asuhan. Dengan langkah kaki yang terdengar ringan, Yoona
menyusuri koridor menuju apartement Donghae. Sesampainya di muka pintu, Yoona
pun menekan tombol password untuk membuka pintu apartement Donghae.
Setelah pintunya terbuka, Yoona pun
melangkahkan kakinya masuk. Ia menghentikan langkah kakinya ketika melihat
Donghae dan Dara tengah berciuman. “Deg!” Melihat itu, ekspresi Yoona langsung
berubah seketika.
Yoona segera beranjak meninggalkan
tempat itu. Di dalam lift berkali-kali ia menghembuskan nafas panjang karena bayangan
Donghae dan Dara terus saja teringat di pikirannya. Setelah beberapa menit
kemudian, sebuah pesan masuk di ponselnya.
‘Kau dimana?
Nahee butuh susu. Aku sedang ada tamu’ ternyata pesan itu dari Donghae.
“Apa dia mengabaikan Nahee demi Dara?
Dasar namja gila. Lihat saja nanti, aku akan membunuhmu.” geram Yoona dalam
hati.
‘Aku segera
pulang.’
balas Yoona. Dia pun kembali menekan tombol lift menuju lantai atas tempat
dimana apartement Donghae berada.
Tidak lama kemudian Yoona pun sampai.
“Dara-ssi, apa dia sudah pulang?” tanya Yoona. “Ehm? Bagaimana kau mengetahui
hal itu?” tanya Donghae sembari mengambil minuman dari kulkas.
“Kau pasti kehabisan mineral karena
berciuman dengan waktu yang sangat lama.” ujar Yoona. “Neo? Apa kau mengintip?”
tanya Donghae tak percaya.
“Ani. Hanya saja ku tidak sengaja
melihatnya.” jawab Yoona sembari berjalan ke kamar Nahee. “Bagaimana
menurutmu?” tanya Donghae sembari mengikuti Yoona. “Apanya?” tanya Yoona.
“Ciuman kami tadi. Apa kau melakukan hal sama terhadap Seunggi?” tanya Donghae
disertai senyum evilnya.
“Apa kau gila?” tanya Yoona. “Ayolah,
jangan berpura-pura. Atau mungkin ciuman kalian lebih dari itu?” tanya Donghae
lagi. “Jangan bodoh, oppa.” ujar Yoona sambil menggendong Nahee. “Mungkinkah
kalian sudah menghabiskan malam bersama?” tanya Donghae yang langsung
mendapatkan sebuah tamparan dari Yoona.
Donghae sangat kaget melihat reaksi
Yoona. Dengan segera Yoona meninggalkannya dan membawa Nahee keluar. “Apa aku
sudah salah bicara?” tanya Donghae pada dirinya sendiri sembari mengusap
pipinya. “Yoong…” panggil Donghae sembari menarik pergelangan tangan Yoona.
Tidak ada sahutan dari Yoona dan ia
langsung menepis tangan Donghae. “Maaf jika aku salah bicara.” ujar Donghae.
Yoona tetap mengabaikannya. “Yoong” panggil Donghae lagi, namun Yoona tetap
mengabaikannya.
“Yoong…” Donghae menarik lengan Yoona
dengan kuat sehingga Yoona berbalik menghadap ke arahnya. “Kau menangis?” tanya
Dongahe lirih ketika melihat butiran-butiran bening jatuh dari pelupuk mata
Yoona.
“Aku tidak tau apa yang kau pikirkan,
oppa. Tapi kami tidak pernah menghabiskan malam bersama” jawab Yoona. “Kalau itu tidak benar tinggal bilang saja.
Kenapa kau harus menangis.” ucap Donghae setengah lirih.
“Kau tidak tau bagaimana perasaanku saat
kau mengatakan hal itu. Kami hanya melakukan hal yang wajar. Layaknya pasangan
lainnya. Tapi bagaimana mungkin kata-kata itu keluar dari mulutmu” ujar Yoona
dengan nada yang tinggi.
“Mian, Yoong. Aku hanya bercanda” ujar
Donghae. “Kurasa kau sudah keterlaluan, oppa” ujar Yoona dan berpaling
meninggalkan Donghae.
Donghae segara merebut Nahee dari tangan
Yoona dan meletakkannya di tempat tidurnya. “Apa yang kau lakukan oppa?!” tanya
Yoona sambil mengejar Donghae. Donghae langsung menekan bahu Yoona ke dinding
dan menempelka kedua bibirnya pada bibir Yoona.
“L…le…pas…kan….” Yoona tidak sempat
menyelesaikan kata-katanya karena bibirnya dilmuat habis oleh Donghae. Yoona
berusaha mendorong tubuh Donghae.
“Cu….k…u…p, oppa” Ia terus saja
melalukan perlawanan dan berhasil menjauhkan kedua bibir Donghae darinya.
“Mian, Yoong. Inilah perasaanku
sebenarnya.” Donghae kembali mencium bibir Yoona tanpa memberi kesempatan
kepada Yoona untuk menolaknya.
*****
Keesokkan
Harinya
Entah setan apa yang memasuki keduanya,
mereka tidak menyadari kalau mereka berada di ranjang yang sama. Yoona terkejut
bukan main melihat kain yang menyelimuti tubuhnya berhamburan kemana-mana. Ia
menatap namja yang tertidur dengan tampang polosnya di sampingnya.
“Kenapa kau lakukan ini, oppa” ujar
Yoona dalam hati. Ia berusaha menahan air matanya. Air mata kebingungan harus
berbuat apa. Di satu sisi dia punya Seunggi yang mengisi hatinya saat ini. Tapi
di sisi lain dia masih menyimpan perasaan terhadap namja ikan yang seperti anak
kecil yang tengah memeluk pinggangnya saat ini.
Yoona pun meninggalkan tempat itu menuju
kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, Donghae belum juga bangun. Yoona
pun mulai menyiapkan sarapan untuk namja yang suka dipanggil prince yang masih
terlelap itu.
Selang beberapa menit, Donghae pun
terbangun dan segera mencuci mukanya. Suasana pagi ini sangat canggung. Donghae
dan Yoona sama sekali tidak saling menatap apalagi untuk buka mulut. Hanya
bunyi dentingan sendok dan piring yang terdengar.
“Sepertinya hari ini kita harus
mengantar Nahee” ujar Donghae buka mulut. Namun ia tidak menatap Yoona
melainkan menatap makanan yang ada di depannya. “Aku akan meluangkan waktu
untuk itu” jawab Yoona dengan nada yang datar.
“Mian, atas kejadian semlam” ujar
Donghae ragu. “Lupakan. Anggap saja tidak terjadi apa-apa.” jawab Yoona. Dongahe pun mulai menatap punggung Yoona.
Terdapat beberapa kissmark di lehernya.
“Yang ada di lehermu itu…”
“Aku akan mengurursnya. Urus saja dirimu
sendiri.” potong Yoona dengan nada yang dingin. Donghae pun tak berani bergeming
mendengar penuturan Yoona kali ini. Sepertinya dia sangat marah.
Setelah mengemasi barang-barang Nahee,
Yoona pun keluar bersama bayinya itu. “Kau sudah siap?” tanya Donghae yang
hanya dijawab dengan sebuah anggukan. “Khajja” ujar Donghae.
Seusai menitipkan Nahee, suasanan di
dalam mobil sangat hening. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Setelah mengantar Yoona pulang ke dormnya. Donghae juga ikut kembali ke
dormnya. Apartement Donghae yang berisik untuk beberapa waktu yang lalu kini
menjadi sepi tiada berpenghuni.
END
Akhirnya selesai juga. Bagaimana readers…?
Semoga ff ini dapat menghibur reader yang sedang galau. Tinggalkan jejak kalian
ya…Annyeong….
ige mwoya Eonnie??
ReplyDeleteaigoo knp ending ny gni?? kurang greget ...
Udah ending.. Kok gantung unnie ? Hiks hiks..
ReplyDelete